LAMPUNGPAGI – Satreskrim Polres Tulangbawang Barat (Tubaba), Polda Lampung menangkap SNJ (31) orang tua bejat yang diduga telah melakukan pencabulan terhadap WL (12) anak kandungnya yang masih di bawah umur, Rabu (4/1/2023).
Kapolres Tubaba AKBP Sunhot P. Silalahi, melalui Kasat Reskrim, AKP Dailami mengatakan, tersangka berinsial SNJ diamankan karena yang bersangkutan telah mencabuli anak kandungnya sendiri hingga berulang kali.
Kerja keras jajaran Polres Tubaba yang dinilai selalu berhasil mengungkap dan menangkap semua pelaku predator kekerasan seksual terhadap anak, baik dalam kasus ini maupun pada kasus kasus sebelumnya, seperti di sebuah pondok pesantren yang menjadi perhatian publik baru baru ini mendapat apresiasi masyarakat.
Sudah seharusnya semua pihak dan stakeholder di jajaran Pemkab Tubaba gotong royong membuat program program untuk pencegahan kekerasan terhadap anak sesuai amanah dan tanggung jawab dari Undang undang nomor 23 tahun 2014, Undang-undang Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002 tentang Tanggung Jawab Pemerintah, Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Konvensi Hak Anak, dan berbagai Peraturan Presiden terkait perlindungan anak serta jangan lupa juga Amanah Perda Perlindungan Anak Kabupaten Tubaba.
Demikian disampaikan aktivis pemerhati anak dan perempuan Provinsi Lampung Toni Fisher, Sabtu (7/1/2023) di Bandarlampung yang sangat peduli terhadap perlindungan hak anak dan perempuan ini.
“Selama ini, image di jajaran pemerintah daerah, bahwa urusan anak dan perempuan adalah tanggung jawab Dinas PPPA atau dengan tambahan nama lain. Padahal kalau kita dalami mulai dari persoalan anggaran saja, Dinas PPPA tersebut sangat sangat lemah, alias tidak sesuai, padahal tugas dinas tersebut sangat berat, karena harus mempunyai program dan anggaran yang kuat untuk menjaga anak anak di wilayahnya, sebagai pemilik bangsa, daerah dan masadepan,” terangnya.
Belum lagi, imbuhnya, bila berbicara bentuk atau model atau sarana layanan lanjutan bagi korban dan keluarga korban, baik secara psikologis maupun re integrasi sosial dan ekonomi, yang jelas harus melibatkan banyak stakeholder, tetapi hal ini pun belum menjadi perhatian utama dari semua pemerintah daerah.
Belajar dari semua kasus yang terjadi, dia minta, semoga menjadi perhatian utama kepala daerah dan DPRD untuk mementingkan anggaran bagi keselamatan anak anak di Kabupaten Tubaba, sehingga dalam proses tumbuh kembang nya semua anak Tubaba bebas dari ketakutan predator yang bergentayangan, dan daerahnya tidak mendapatkan stigma negatif sebagai Kabupaten Rawan Bencana Sosial Kekerasan Seksual Pada Anak.
Diakhir tanggapannya, disampaikan bahwa, menjaga keselamatan anak menjaga bangsa, karena anak pemilik bangsa masa depan. (*)
Laporan: E. Anisah Zahra
Discussion about this post